METRO – Kapolres AKBP Heri, SN, S.I.K., M.I.K., Metro mengunjungi PWI Kota Metro, Kamis (7/9/2023). Kunjungan bertujuan untuk silaturahmi dan diskusi seputar situasi Bumi Sai Wawai bersama para anggota PWI.
Kedatangan Kapolres disambut Ketua, Sekretaris, Bendahara, Penasihat, Pengurus, dan Anggota. Ketua PWI Metro Rino Panduwinata mengucapkan terima kasih atas kesediaan Kapolres Metro hadir di Kantor PWI.
“Mewakili seluruh anggota, saya ucapkan terima kasih kepada Kapolres Metro karena sudah berkenan hadir di PWI. Semoga ini menjadi awal PWI dan Polres bisa bersinergi untuk Kota Metro ceria dan Lampung berjaya,” katanya membuka pertemuan.
Ia menjelaskan, terhitung PWI Kota Metro memiliki 51 anggota, dengan 45 anggota yang sudah berkompetensi. Tujuh anggota sudah menyelesaikan jenjang utama, 16 jenjang madya, sisanya jenjang madya.
“Aturan terbaru dari Ketua PWI Provinsi saat ini pun untuk menjadi anggota ada standart pendidikan, yaitu sarjana. Sedangkan untuk syarat yang lain masih sama, yaitu harus berkompeten atau lulus uji kopetensi. Itu sedikit penjelasan dari saya pak kapolres. Selanjutnya saya persilahkan rekan-rekan yang ingin bertanya,” urainya.
Diskusi dibuka dengan pertanyaan Indarjo Gunawan dari Lampung7.com, pertama soal digunakan Bumi Perkemahan (Buper) di Metro Selatan, sebagai lokasi tawuran pelajar. Kedua, diharap Kapolres bisa memberikan kemudahan Anggota PWI membuat Surat Izin Mengemudi (SIM).
“Saya bukan katanya pak Kapolres, tetapi sudah beberapa kali melihat langsung banyak adik-adik pelajar di sana, bahkan ada yang membawa senjata seperti celurit dan gir yang diikat tali. Kenapa SIM, karena saya sendiri SIM nya sudah mati komandan, mohon dibantu,” guraunya.
Dua pertanyaan langsung dijawab Kapolres Metro AKBP Heri, SN, pertama soal Buper, pihaknya sudah menindaklanjuti laporan tersebut dan turun ke lokasi. Ternyata, saat itu ada pelajar yang tengah nongkrong di lokasi dan di datangi pelajar lainnya yang dikira musuhnya, ternyata bukan.
“Jadi ada pelajar yang nongkrong didatangi lima orang pelajar lain yang mengira yang nongkrong itu musuhnya, ternyata bukan, jadi mereka pergi lagi. Tetapi untuk antisipasi, akan kami rutinkan patroli,” ungkapnya.
Terkait kenakalan remaja, lanjut dia, pihaknya tengah gencar melaksanakan Jumat Curhat ke setiap SMP di Bumi Sai Wawai. Tujuanya, untuk mengetahui apa persoalan di tingkat sekolah yang bisa memicu kenakalan remaja atau yang bisa merubah prilakunya.
“Jadi kami juga dapat keluhan dari pihak guru, kalau mereka juga takut salah jika mendidik muridnya sedikit keras seperti menjewer. Padahal dari keterangan guru itu muridnya sudah SMP tapi tidak bisa membaca, jadi mungkin sedikit kesal dan sampai menjewer sedikit, tapi sudah diancam mau dilaporkan,” ulasnya.
Karena ketakutan tersebut, guru pun tidak mau terlalu berpikir keras untuk mendidik muridnya. Padahal, saat di rumah murid tersebut tidak juga mendapatkan pengajaran intens dari orang tua.
“Jadi kami juga masih mencari cara bagaimana guru bisa bekerja maksimal tanpa takut dilaporkan orang tua yang sangat sayang dengan anaknya. Karena zaman kita dulu kalau kuku panjang dipukul penggaris kayu tidak ada masalah,” ungkapnya.
Karenanya, pihaknya selalu mengikut sertakan berbagai lini pada Jumat Diskusi. Seperti, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan PPA.
“Kami terus mencari solusi agar mulai dari sekolah bisa mengurangi bahkan mengantisipasi kenakalan remaja. Karena itu kami juga membutuhkan bantuan dari rekan-rekan media. Soal SIM nanti bisa komunikasi dengan Kasatlantas, pasti dibantu baik ujian praktek dan tertulisnya, harus dilakukan,” imbuhnya.
Selanjutnya pertanyaan disampaikan Arby Pratama dari SKH Kupastuntas terkait rilis pemberitaan dan dugaan rumah kos yang dijadikan lokasi prostitusi. Dimana jurnalis yang biasa mencari data di Polres Metro tidak cukup dengan rilis dari Bidang Humas, karena dibutukan data yang lebih mendetil.
“Kami berharap bisa mendapatkan data yang lebih detil, bukan hanya data normatif dari humas. Dengan begitu berita yang disajikan lebih berbobot dan dibaca hingga tingkat nasional, tentu itu menjadi nilai lebih untuk Polres Metro,” bebernya.
Terkait lokasi prostitusi, diharapkan Polres Metro dapat mulai menyelidiki tempat tersebut. Dapat disisir dari beberapa rumah kos yang berada di beberapa kecamatan di Bumi Sai Wawai.
“Saya rasa sudah ada informasi soal ini, karena dapat segera ditindaklanjuti karena sudah meresahkan masyarakat dan tentu mencoreng nama Kota Metro,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Metro menginstruksikan Humas agar dapat memberikan data kepada awak media. Pun tidak membatasi Kasat untuk memberikan statment terkait kasus yang sudah bisa dipublikasi.
“Jadi kalau saya tidak ada, Kasat bisa memberikan statmen terkait kasus yang sudah bisa dipublikasi. Tetapi untuk kasus yang masih diselidiki kami juga berharap teman-teman bisa memaklumi. Kedepannya saya juga ada rencana untuk mengajak awak media saat penangkapan atau mengungkap kasus, tetapi sementara tidak untuk media yang online ya,” katanya.
Untuk prostitusi, tambahnya, pihaknya sudah pernah melakukan penangkapan terduga tersangka prostitusi online. Kebanyakan tersangkanya adalah penduduk luar Kota Metro, dan proses penangkapanya harus memenuhi beberapa unsur.
“Jadi harus diselidiki dulu lebih dalam. Tidak bisa serta merta, pasti kami tindaklanjuti. Kami juga sudah mulai melakukan razia rutin ke tempat hiburan bersama Satpol PP, dan memang banyak pasangan yang bukan suami istri yang terjaring. Masih banyak kekurangan dalam pelayanan dan kinerja kami, karena itu kami berharap dukungan teman-teman media, jangan sungkan untuk melaporkan dan memberikan informasi,” tukasnya. (Red)