BANDARLAMPUNG- Lampung ditunjuk menjadi tuan rumah Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Dalam raker yang digelar 1 Maret 2023, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menjelaskan pertumbuhan ekonomi Lampung di hadapan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia.
Arinal Djunaidi menjelaskan, di tengah perlambatan ekonomi global, Indonesia khususnya Provinsi Lampung mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,28 persen pada tahun 2022, lebih baik dari tahun 2021 sebesar 2,79 persen.
Kinerja perdagangan Provinsi Lampung yang sangat baik ini terutama dikarenakan pencapaian nilai ekspor yang tinggi mencapai 5,6 miliar USD pada tahun 2022 atau tumbuh sebesar 15,74 persen dan merupakan nilai ekspor tertinggi selama 10 tahun terakhir.
Sementara capaian inflasi provinsi lampung yang lebih rendah dari nasional pada Desember tahun 2022 yaitu sebesar 0,62 persen. Selain itu Provinsi Lampung merupakan produsen utama secara nasional untuk beberapa komoditi pertanian yakni padi, ubi kayu, nanas, tebu, lada, kopi robusta, jagung, pisang dan lainnyaa.
Kinerja ekspor dan perdagangan domestik dari beragam komoditas lokal Lampung telah terbukti mampu menopang perekonomian daerah saat pandemi covid-19.
Diketahui Lampung sebagai, lokomotif pertanian selain mampu memproduksi komoditas pertanian berupa padi dan perkebunan yang berorientasi ekspor juga memiliki potensi hortikultura terutama komoditas nanas yang tercatat sebanyak 6.625.875,83 kwintal pada tahun 2020.
Sementara untuk produksi manggis pada 2020 sebanyak 40.565 kwintal dengan Kabupaten Tanggamus yang memiliki produktivitas tertinggi serta produksi pisang sejumlah 12.089.556 kwintal.
Pada akhir tahun 2021 Lampung memfasilitasi ekspor tiga jenis komoditas hortikultura yaitu durian dengan volume ekspor 300 kilogram, manggis sebanyak 3,2 ton dan rambutan 300 kilogram senilai Rp228 juta