METRO – Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) menggelar pawai budaya untuk memeriahkan peringatan Hari Jadi Kota Metro ke-87 tahun 2024.
Pawai budaya yang dimulai dilaksanakan pada Sabtu (22/6) ini menampilkan adat budaya dari berbagai etnis di Indonesia yang ada di Kota Metro.
Pawai budaya pada tahun ini pertama kali dilakukan malam hari dengan tujuan agar kemeriahan pawai dan parade lampu pawai yang indah bisa disaksikan seluruh masyarakat Metro, juga agar tidak terkena terik matahari langsung. Mengingat peserta juga ada anak-anak hingga lansia yang ingin turut andil memeriahkan acara ini.
“Baru kali ini Pawai Budaya Perayaan Hari Jadi Kota Metro itu diselenggarakan pada malam hari. Terima kasih semuanya, inilah kebersamaan kita. Tentu malam ini adalah puncaknya, bahwa betul-betul Kota Metro adalah masyarakat yang kuat, yang berjaya, yang mempunyai resiliensi ketahanan hebat, yang kita mampu hadapi tantangan semuanya,” kata Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin.
Wahdi menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan berpartisipasi, demi keberlangsungan dan kelancaran acara ini. Mulai dari seluruh lapisan masyarakat yang dikoordinatori Lurah, dan Camat se-Kota Metro, serta aparat kepolisian dan TNI yang menjaga kelancaran lalu lintas serta keamanan.
Wali Kota Metro memastikan, ke depan, selain masyarakat di Bumi Sai Wawai, segala potensi dan hal positif di kota setempat akan bisa dirasakan, bahkan menarik simpati masyarakat di luar Kota Metro, sehingga Kota Metro mampu menjadi magnet wisata yang akan berdampak pada perekonomian Daerah.
“Inilah yang akan terjadi di masa depan, bahwa besok tidak hanya orang-orang Kota Metro yang menikmati Kota Metro, tapi juga orang di luar daerah juga akan bisa menikmati Kota Metro dan apa yang ada di dalamnya,” tuturnya.
Menurutnya, bahwa genetika orang Metro adalah anak-anak pejuang. “Tidak boleh ada yang kelaparan di Kota Metro, tidak boleh ada orang yang sakit yang tidak kita ketahui. Ketika kita sudah berhimpun bersama, kita bersama-sama bisa lakukan itu, perhatian kita kepada saudara-saudara ini penting, nilai budaya harus melekat pada kepribadian bangsa besar ini,” tukasnya.
Dari pantauan dilokadi, pawai budaya tersebut berlangsung meriah dam dihadiri ribuan masyarakat yang antusias menyaksikan pawai budaya dari berbagai etnis.
Dibuka dengan Shalawatan, lalu pencak silat asli Buay Nuban, Lampung yaitu Sekinci-kinci, kemudian Pawai Budaya dari Jl. ZA Pagar Alam menuju Samber Park yang menampilkan kesenian Barongsai dari etnis Tionghoa, Reog Ponorogo dari etnis Jawa Timur.
Kemudian, parade busana etnis Sunda, etnis Batak, Sumatera Barat, Tionghoa, Banten dan busana warisan nusantara (wastra) lainnya, komunitas sepeda ontel, terakhir ditutup dengan pawai kendaraan hias. adv